Selasa, 23 April 2013

Pembaharuan Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dewasa ini persoalan pendidikan di Indonesia adalah banyaknya pelajar yang mengalami kesulitan belajar  yang ditunjukkan oleh kurangnya motivasi belajar dan rendahnya perolehan hasil belajar.  Selama ini juga masih banyak ditemukan kesenjangan antara hasil pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja yang diharapkan di masyarakat.
Jika kita melihat dari ilmu keguruan yang berkembang di Indonesia saat ini, banyak fakta yang mengatakan bahwa seorang guru secara tidak langsung memandang anak didik sebagai seorang individu yang belum dewasa, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Jadi, dalam proses interaksi antara guru-murid, anak didik merupakan obyek. Sedangkan guru merupakan sumber ilmu dan keterampilan, dimana kehadirannya di muka kelas merupakan suatu kondisi mutlak yang harus ada agar proses belajar mengajar berlangsung.
Karena guru memegang peran yang penting dalam proses interaksi tersebut, maka guru harus dihormati dan dipatuhi. Apa yang diajarkan guru sudah tercantum dalam kurikulum atau sudah dideskripsikan dalam buku yang sudah tersedia. Pengembangan pembahasan materi sesuai dengan perkembangan lingkungan dan pembahasan teori dalam kaitan dengan realitas yang ada tidak begitu mendapatkan tekanan. Sebab pembahasan materi pelajaran terletak pada materi itu sendiri. Sebagai hasil proses belajar mengajar yang penting anak didik memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan.  Maka, dengan adanya problem pendidikan seperti diatas, kami mengangkat makalah dengan judul “upaya-upaya pembaharuan pendidikan”.    

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian dan hakikat pembaharuan pendidikan ?
2.      Bagaimana Sejarah Kurikulum pendidikan di indonesia ?
3.      Apakah yang menyebabkan timbulnya pembaharuan pendidikan di Indonesia ?
4.      Apa sajakah masalah dalam pembaharuan pendidikan di indonesia ?
5.      Apa tujuan pembaharuan pendidikan di Indonesia ?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1.      Agar mengetahui dan memahami pengertian dan hakikat pembaharuan pendidikan.
2.      Agar mengetahui dan memahami sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia.
3.      Agar mengetahui dan memahami penyebab timbulnya pembaharuan pendidikan di Indonesia.
4.      Agar mengetahui dan memahami apa saja masalah dalam pembaharuan pendidikan di Indonesia.
5.      Agar mengetahui dan memahami tujuan pembaharuan pendidikan di Indonesia.
D.    Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis memberikan batasan pembahasan ini sesuai yang terdapat dalam rumusan masalah. Adapun hal lain yang tidak berhubungan dengan hal diatas, penulis tidak uraikan dalam makalah ini.
E.     Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode reserch library yaitu menggunakan buku-buku yang terdapat di perpustakaan dan situs-situs yang berhubungan dengan pembahasan tersebut sebagai bahan referensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Dan Hakikat Pembaharuan Pendidikan
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inovasi diartikan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode atau alat).
Adapun pengertian pembaharuan yang dimaksud diatas ialah suatu perubahan yang baru yang bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Yang dimaksud “baru” dalam pengertian diatas adalah apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Sedangkan “kualitatif” yang dimaksudkan adalah bahwa inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali pada unsur-unsur dalam pendidikan.
Dalam konteks ini, pengertian inovasi disamakan dengan pembaharuan, meskipun pada essiensinya antara inovasi dan pembaharuan punya pengertian yang sedikit berbeda, dimana biasanya pada inovasi perubahan-perubahan yang terjadi hanya menyangkut aspek-aspek tertentu, dalam arti sempit dan terbatas, sedangkan pembaharuan biasanya perubahan yang terjadi adalah menyangkut berbagai aspek bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan secara total atau keseluruhan. Jadi arti pembaharuan pada dasarnya lebih luas.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan (pembaharuan pendidikan) adalah suatu pembaharuan mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal atau sesuatu yang lebih baik. Bila mana demikian, maka apa yang semula dianggap sebagai inovasi, setelah di uji (baik secara teori maupun praktek tidak lagi dianggap sebagai inovasi.
B.     Sejarah Kurikulum Pendidikan Di Indonesia
Mutu pendidikan di Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap berdasarkan outputnya. Kurikulum yang memiliki peran sentral dalam dunia pendidikan telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia, antara lain:
1.    Tahun 1947 – Leer Plan (Rencana Pelajaran)
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan yang artinya rencana pelajaran. Kurikulum ini lebih bersifat politis dimana terdapat perubahan orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950 karena Leer Plan 1947 baru mulai digunakan pada tahun 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 memberikan  keutamaan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2.    Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran dengan merinci silabus setiap mata pelajaran.
3.    Tahun 1964 - Rentjana Pendidikan
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
4.    Tahun 1968 - Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama. Beberapa mata pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial. Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering disebut Sains.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
5.    Tahun 1975 - Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Pada Kurikulum 1975 guru dibuat sibuk dengan berbagai catatan kegiatan belajar mengajar.
6.    Tahun 1984 - Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
7.    Tahun 1994 dan 1999 - Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya yaitu mengkombinasikan antara  Kurikulum 1975 yang berorientasi tujuan dan pendekatan proses yang dimiliki Kurikulum 1984.
Beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum sehingga Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.
Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada merevisi dan pengurangan beban sejumlah materi.
8.    Tahun 2004 – Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi yang harus dicapai siswa. Kurikulum ini cenderung Sentralisme Pendidikan, Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan. Kurikulum yang tidak disahkan oleh keputusan/Peraturan Mentri Pendidikan ini mengalami banyak perubahan dibandingkan Kurikulum sebelumnya baik dari orientasi, teori-teori pembelajaran pendukungnya bahkan jumlah jam pelajaran dan durasi tiap jam pelajarannya.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah baru menguji cobakan KBK di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa saja. Hasilnya kurang memuaskan. Maka sebagian pakar pendidikan menganggap bahwa pada tahun 2004 tidak terjadi perubahan kurikulum, yang ada adalah Uji Coba Kurikulum di sebagian sekolah yang disebut dengan KBK untuk kemudian disempurnakan pada tahu 2006.
9.    Tahun 2006 – Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol pada Kurikulum ini adalah lebih konstruktif sehingga guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
C.    Penyebab Timbulnya Pembaharuan Pendidikan
Pada dasarnya banyak hal yang menuntut diadakannya pembaharuan pendidikan di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, akan mengakibatkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehiduan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem pendidiakan yang kita miliki dan di laksanakan selama ini masih belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga dunia pendidikan belum menghasilkan tenaga-tenaga yang terampil, kreatif, dan aktif yang sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat luas.
Bagaimanapun dengan berkembangnya IPTEK di era modern sekarang ini, menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan yang terus-menerus.
2.      Pertambahan penduduk
Dengan lajunya eksplosi penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahan-perubahan, sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan secara komulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
Kenyataan tersebut menyebabkan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menentukan bagaimana relevansi pendidikan dengan dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya dengan out put lembaga pendidikan dengan kesempatan yang tersedia.
3.      Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik
Munculnya gerakan pembaharuan pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sekarang ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan iptek, kemajuan iptek yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat, dimana pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas, sehingga terjadilah persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan hal ini pula sekarang bermunculan sekolah-sekolah favorit, plus bahkan unggulan.
4.      Menurunnya kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan yang sekarang dirasakan makin banyak menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi menuntut adanya sejumlah perubahan, sebab jika tidak demikian, akan berakibat fatal dan akan terus ketinggalan.
5.      Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun.
Dalam era modern sekarang ini, masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benar-benar bisa diharapkan, terutama yang siap pakai yang dibekali pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan dalam pembanguan.
Umumnya kurang sesuainya materi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat telah di batasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu dari perkembangan yang ada di Indonesia kita ketahui telah mengalami beberapa perubahan kurikulum. Hal ini dilakukan adalah dalam upaya mengatasi masalah relevansi. Dengan kurikulum baru ini, anak-anak dibina kepribadiannya melalui pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sesuai dengan ketrampilan masa kini dan masa yang akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum yang baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas utama.
D.    Masalah dalam Pembaharuan Pendidikan di Indonesia
Masalah dari pendidikan yang ada, dapat dilihat seperti masalah yang sering timbul dalam realita pendidikan sekarang ini, masalah-masalah seperti;
1.         Kurangnya Pemerataan kesempatan pendidikan,
2.         Permasalahan kurikulum pendidikan (kasus terbaru dari carut marut permasalahan kurikulum adalah, kontroversi ujian nasional yang semakin seru kasusnya tiap tahun, seperti film action atau horor),
3.         Rendahnya tingkat relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja,
4.         Kurangnya persiapan dan penyediaan tenaga pengajar yang kompeten (kasus terbaru kualifikasi dan sertifikasi bagi tenaga pengajar dan guru, dengan ragam permasalahannya yang untuk saat ini sifatnya masih timbul tenggelam),
5.         Kurangnya pemeliharaan ataupun penyediaan dan pemerataan penyediaan fasilitas utama dan fasilitas tambahan untuk menjalankan sistem pendidikan, yang notabene erat relevansinya dengan pencapaian kualitas pendidikan yang baik, dan lain sebagainya, sebenarnya merupakan masalah masalah klasik yang tidak pernah benar benar diselesaikan oleh Negara, dalam hal ini Pemerintah, walaupun sudah beberapa kali berganti ganti orde, yang akhirnya menjadi semakin kompleks sehingga menjadi ”jaringan setan” yang rumit penyelesaiaanya.
Pembaruan terhadap pendidikan Agar ”jaringan setan” kualitas pendidikan nasional tidak semakin besar dan kompleks, sekaligus untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional maka sangat diperlukan suatu kesadaran bagi pemerintah khususnya dan segenap rakyat Indonesia untuk membuat suatu kesadaran terhadap pentingnya pembaruan terhadap pendidikan nasional.
E.     Tujuan Pembaharuan Pendidikan
Peranan pendidikan dan  tingkat perkembangan manusia merupakan faktor yang dominan terhadap kemampuannya untuk menanggapi masalah kehidupannya sehari-hari. Tingkat kemajuan suatu bangsa juga dapat ditinjau dari tingkat pendidikan rakyatnya, semakin baik tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin maju pula bangsanya,
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan inovasi pendidikan di Indonesia lebih diarahkan dan di tujukan kepada pemecahan masalah-masalah tersebut yaitu:
1.         Lebih meratanya pelayanan pendidikan
2.         Lebih serasinya kegiatan belajar dengan tujuan
3.         Lebih efisiensi dan ekonomisnya pendidikan
4.         Lebih efektif dan efesiensi nya sistem penyajian
5.         Lebih lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakannya
6.         Lebih dihargai nya unsur kebudayaan nasional
7.         Lebih kokohnya kesadaran, identitas dan kebanggaan nasional.
8.         Timbulnya masyarakat yang gemar belajar
9.         Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah di cerna dan mudah diperoleh
10.     Meluasnya kesempatan kerja (pembuatan dan pemanfaatan produk teknologi komunikasi).







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan,bahwa upaya-upaya pembaharuan pendidikan sangat diperlukan,hal ini untuk menanggapi dan mencari jalan keluar terhadap suatu masalah-masalah pendidikan yang dihadapi sekarang ini,selain itu untuk memperkembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis.Apabila upaya-upaya ini benar-benar dilakukan sesuai dengan bentuk upaya pendidikan seperti yang diuraikan diatas,tentunya hal ini harus diimbangi dengan kerja sama yang baik antara siswa didik,pendidik dan orang tua.Maka dunia pendidikan akan semakin maju dan berkembang.
 Dampak terakhir yang dapat kita peroleh dari upaya ini adalah berkurangnya pengangguran sehingga kejahatan semakin berkurang.
B.     Saran
Untuk mewujudkan pendidikan yang maju dan berkembang maka hendaknya semua pihak baik peserta didik,pendidik dan orang tua bekerja sama dalam melaksanakan upaya-upaya pembahuruan pendidikan.

1 komentar:

  1. luckyclub.live - Lucky Club
    Lucky Club is a well-known online luckyclub casino that caters to the UK and the European gambling market. The site was founded in 2004 and since then it has been

    BalasHapus